STOCKHOLM , SWEDIA
adalah ibu kota sekaligus merupakan kota terbesar di Swedia sekaligus di negara
Nordik dengan 914.909 tinggal di munisipalitas
sekitar 1.4 juta di kawasan urban dan 2,2 juta di kawasan metropolitan Kawasan
kota ini tersebar dengan 14 pulau-pulau di pantai tenggara di bibir Danau
Mälaren Kawasan ini telah dihuni sejak Zaman Batu abad ke-6 SM dan didirikan
sebagai kota tahun 1252 oleh Birger Jarl. Kota ini memiliki wilayah seluas
188 km².
Stockholm dinobatkan sebagai Ibu Kota Ramah Lingkungan Pertama di Eropa oleh
Komisi Eropa pada 2010. Guna meraih gelar tersebut, dalam beberapa tahun
terakhir, Stockholm berinvestasi di beberapa sektor guna menciptakan
model kota yang berkelanjutan.
Hasilnya, pada 2009, produksi gas rumah kaca Swedia turun 3,6 juta ton
menjadi 60 juta ton dari level 2008. Tingkat polusi juga turun 17% dari tahun
1990. Jumlah total emisi gas rumah kaca dari industri transportasi domestik
mencapai 20,3 juta ton, sementara emisi dari sektor energi mencapai 24,2 juta
ton.
Inisiatif Program Lingkungan Stockholm menyediakan sistem transportasi yang
efisien dan ramah lingkungan. Sekitar 670 juta perjalanan individu dilayani
oleh jaringan yang didukung oleh lebih dari 2000 bis, 1000 gerbong kereta api
dan berbagai jenis angkutan perkotaan (metro carriages).
Semua sistem transportasi publik tersebut menggunakan bahan bakar yang
bersih dan ramah alam (clean energy). Semua layanan kereta – dan juga bis-bis
perkotaan – dioperasikan dengan energi terbarukan. Mobil-mobil tradisional
diganti dengan mobil-mobil ramah lingkungan yang jumlahnya kini mencapai hampir
100.000 armada.
Dari sisi regulasi, sejak 2006, Stockholm membebankan pajak emisi pada semua
mobil yang terdaftar di Swedia yang masuk dan keluar pusat kota Stockholm di
luar jam kantor. Kebijakan ini berhasil mengurangi emisi dan kepadatan lalu
lintas sebesar 10-15%.
Di bidang energi, kota Stockholm memiliki tradisi pengelolaan sampah dan
pengolahan energi dari limbah rumah tangga sejak berabad silam.
Dalam Rencana Pengelolaan Limbah Strategis (Strategic Waste Management Plan)
untuk tahun 2008-2012, Stockholm berupaya meningkatkan jumlah limbah makanan
yang dikumpulkan dan diolah.
Target kota ini adalah mengolah 35% limbah makanan yang berasal dari
restoran dan toko kelontong – dan 10% limbah makanan rumah tangga.
Guna mencapai target tersebut, pemerintah memromosikan pengumpulan dan
pemilahan limbah makanan yang berasal dari restoran. Saat ini, panas yang
dihasilkan dari pengolahan limbah makanan digunakan untuk sistem pemanas
ruangan rumah tangga dan sudah memasok lebih dari 70% rumah.
Sementara itu, dari sisi pengelolaan limbah, 25% limbah kota berhasil didaur
ulang dan dikomposkan sehingga menciptakan sistem pengelolaan limbah yang
efektif. Stockholm juga memiliki dua pusat pengelolaan air limbah yang mampu
memasok air bagi 1 juta penduduk.
Air limbah diproses dengan teknologi canggih guna memisahkan unsur nitrogen
dan fosfor. Standar pengelolaan air limbah ini melampaui Standar Pengelolaan
Air Limbah Perkotaan yang ditetapkan oleh Uni Eropa.
Biogas yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan air limbah ditingkatkan
kualitasnya untuk digunakan sebagai bahan bakar bis umum, taksi dan kendaraan
pribadi. Sementara panas yang dihasilkan dipakai untuk kebutuhan rumah tangga.
Semua kebijakan ini saling terkait dan mendukung Stockholm menjadi Ibu Kota
Hijau Pertama di Eropa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar