Minggu, 08 Januari 2017

arsitektur ramah lingkungan



Eden Project

Salah satu proyek yang dibiayai pemerintah, Eden Project, terletak di bekas penggalian tanah liat di Cornwall, Di semenanjung barat daya Inggris.
Rangkaian ketidak beraturan delapan buah setengah bola yang sangat besar dan saling berhubungan itu di berinama 'bioma' membentuk dua kelompok yang separu terbenam di dinding galian dan terhubung dengan sebuah restoran dan area pengurus perkebunan.
Bangunan ini berupakan ligkungan perkebunan buatan terbesar di dunia, yang dapat menampung berbagai hal, dimulai dari pohon-pohon besar hingga tanaman gurun dalam zona lingkungan yang bervariasi, yang kemudian dipelihara, sedapat mungkin, dengan teknologi berkelanjutan. dengan maksud serupa, bagian atap pada bangunan penghubung yang memuat restoran itu ditutup dengan terpal.
Sebelum dimulainya Eden Project, lahan tersebut digunakan sebagai lubang penggalian tanah liat. hal ini menumbulkan masalah pada lantai dasar struktur tersebut dan akhirnya diputuskan untunk menggunakan bentuk geodesik setengah lingkaran yang telah dipopulerkan oleh visioner Amerika, Buckminster Fuller.
Permintaan klien yang sangat penting adalah bahwa apapun bentuk struktur penutupnya rancangan itu harus memiliki tingkat penyerapan cahaya yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa dibutuhkan kaca, atau sesuatu yang mirip kaca, dan struktu penopangya harus dibuat setipis dan seringan mungkin. Para insiyur dan arsitek telah mempelajari berbagai bentuk yang mungkin dan pada akhirnya sepakat menggunakan sistem rangka ruang (space frame) tiga dimensi dengan lapisan tunggal dan tanpa penguat.
Firma dari Jerman, Mero, memenangkan kontrak dengan menawarkan suatu sistem rangka trus dengan lapisan ganda yang lebih tradisional. Lapisan luar membentuk beberapa heksagon raksasa berdiameter 5 sampai 11 meter (16-36 kaki), sementara lapisan dalam dengan semi penguat merupakan kombinasi elemen heksagonal, pentagonal, dan segitiga yang dikenal dengan nama susunan hex-tri-hex. Kendati tidak terlalu berat, konfigurasi ini membutuhkan titik sambungan yang sangat banyak dan membuat proses prefabrikasi menjadi lebih kompleks sehingga lebih baik meminimalisasi jumlah titik-titik tersebut dengan memaksimalkan ukuran. Lapisan kaca akan membutuhkan heksagon yang lebih kecil serta beban yang sangat besar, dan juga menimbulkan masalah dalam hal perawatan dan penggantiannya. Tim desain akhirnya memutuskan untuk menggunakan sebuat struktur tiup dengan bantal yang dibentuk dari ETFE (ethyltetrafluoroethylene) berlapis-lapis.

ETFE merupakan ko-polimer yaitu hasil medifikasi yang dijejalkan ke dalam sebuah filim yang sangat tipis untuk menghasilkan tingkat penyerapan cahaya yang sangat tinggi, baik dalam rentang cahaya yang kasat mata maupun ultraviolet. Beratnya satu perseratus dari berat kaca, tetapi memliki kemampuan isolasi setara kaca berlapis dua. Karena permukaannya yang sangat halus dan bersifat tidak memiliki daya letak ETFE dapat dibersihkan sendiri. Tidak terpengaruh oleh cahaya ultrafiolet, polusi udara dan perubahan cuaca, ETFE dapat bertahan selama 40 tahun, seperti ditunjukan pada bangunan 'Burger Zoo' di Arnhem, Belanda. Selanjutnya bahan tersebut dapat diurakan dengan cara yang ramah lingkungan (biodegradable)







 sumber http://pustakaprabuadi.blogspot.co.id/2014/09/eden-project.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar